Selasa, 31 Mei 2011

Lelaki di Suhu Terendah

Jangan mengaggumiku, ingin kukatakan kata itu untuk orang yang mungkin mengaggumiku. Aku bukan lelaki yang harus dikagumi, aku lemah, aku hina, aku tak berdaya. Aku merasa hanya sebuah fisik atau jasad yang bisa bergerak, namun tidak ada jiwa yang mengendalikannnya. Jika ada ungkapan mayat berjalan, aku katakan iya aku seperti itu.

Menggunakan jubah yang membuatku bisa dikagumi,namun sesungguhnya jubah itu hanya seperti sebuah ilusi yang melindungi kelemahanku. Terkoyak hati ini dikala diri merasa tak mampu melanjutkan sebuah perjalanan. Perjalanan yang harusnya mampu dilalui seorang lelaki. Ingin berbuat namun merasa semua daya seketika lenyap, hilang entah kemana.Mungkin daya itu ditelan ketidak berdayaan. Ingin bangkit namun tidak punya semangat.

Ketika sebuah semangat datang menghampiri hidupku, seperti ada sebuah pelita. Namun terkadang semangat itu hilang, dan seketika itu pun pelita itu menghilang. Dan diriku kembali dalam keadaan suhu terendah. Pada posisi inilah aku terkadang berpikir untuk berhenti menjalani kehidupan. Namun hidupku harus terus berjalan, karena Tuhan yang tetap menyuruhku menjalani kehidupanku. Aku merasa takut berdosa atas ketidak berdayaanku ini, aku seolah menyiakan kehidupan yang Tuhan berikan untukku. Tuhan maafkan atas diri lelaki yang berada di suhu terendah kehidupannnya ini.

Tuhan, jika memang aku mampu bangkit dari suhu terendah ini, berikan aku sebuah pengertian jika aku mampu. Namun jika aku memang tidak mampu, berikan pula aku sebuah pengertian mengapa aku tidak mampu. Tuhan aku percaya akan kebesaranmu. Jika suatu waktu Engkau memberikanku setitik semangat, maka aku mohon kurunglah setitik semangat itu dalam sebuah kurungan besi yang tidak mampu hancur oleh rasa tidak berdaya.

Ketika aku berada disuhu terendah ini, aku merasakan sebuah serangan yang melemahkanku, menenggelamkanku dalam keterpurukan yang dalam. Membuat jiwaku hilang entah kemana.Membuatku tidak mampu menghadapi berbagai masalah yang ada. Seolah masalah itu menjelma manjadi sebuah raksasa besar yang bisa mematikanku. Bagaimana caranya aku keluar, jika aku merasa jiwaku tiada. Aku tidak ingin berada seperti ini. Aku pun ingin bangkit dari suhu terendah ini, dan tidak perlu aku selalu di suhu tertinggi. Aku tidak ingin menjadi lelaki yang hanya bisa berada di suhu terendah. Aku ingin mejadi lelaki yang mampu mengatur suhu kehidupannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar